Tuesday, November 22, 2016

Pertanyaan yang tersulit mungkin apakah akan terus berusaha meski telah dicampakkan berulang kali? Apakah tak ada yang bisa meluluhkan hatimu yang seperti batu itu? Kenapa kau begitu keras? Mungkin sikapku yang terlalu lunak tak bisa mempertimbangkan perhitungan yang begitu matang untuk mengikis setiap penderitaan mu, semua kisahmu menyediakan luka bagiku, aku ingin pergi tapi itu bukan pilihan yang aku tentukan sendiri, di sini aku bermain dengan perasaanku, tak terlihat aku begitu menderitanya, seperti menggenggam kayu yang penuh duri sedang aku takut seseorang menghampiri untuk membunuhku. Pernah terlintas untuk melupakan mu, mengulang kisah baru bersama yang lain, karena kau hanya menyediakan luka yang tak pantas ku tangisi, namun aku juga tersadar, meski kamu satu-satunya yang menyediakan luka, lalu satu-satunya yang bisa membuat aku tertawa lepas seperti adanya aku, hey kamu yang entah sedang apa dan dimana, did you know, How I Miss you so? It’s been a long day, I don’t See your smile, it’s been a long day, I’m not feel awkward on someone eyes. Pernahkah juga terlintas dibenak mu untuk pergi juga? Meninggalkan aku dengan segala kisahku yang kamu kira akan buntu? Little do you know, I’m trying to pick my self up, piece by piece, aku memiliki seribu rupa yang tak akan kau pahami jika kau berdiri di sekeliling ku, menjadi teman terdekatku, lalu kau coba pahami setiap tingkahku, kau hanya sedang bermain dengan kebingungan mu, aku adalah penguasa atas aku sendiri. Lalu tiba-tiba kau hadir, aku rubah semua diriku, sikapku, kepribadian ku, tingkah ku, semua menjadi tentang untuk mendapatkan hatimu, namun sekali lagi, aku hanya sedang bermain dengan diriku yang baru, menikmati tingkah baru ku, berkenalan, lalu merasa asing dengan tingkah lama ku, semua itu demi kamu yang selalu hadir di setiap nyata dan maya hidupku, seperti kamu selalu nampak meski aku sedang menutup mata, kamu itu kisah yang aku ulang baru dengan kertas yang aku simpan khusus dan satu-satu nya, dan tak ku sangka lembaran nya begitu pahit, terlalu banyak luka yang kamu hadiahkan untuk ku, ku terpaksa menerima, karena luka itu kau bungkus dengan senyuman manismu, sedang ketika membaca kisah itu bersama mu, kamu sekali lagi tau, bagaimana lembaran-lembaran pahit itu bisa menjadi lantunan kisah indah yang merayu hatiku. Aku telah melewati segala keterasingan itu, melewati kesesatan hati ku bersama mu, dan tak sejenakpun lepas dari beban, memaksa aku terus memendam kepedihan, karena terobati senyum manis yang entah untuk siapa. Tapi aku ingat juga kalau kita pernah duduk bermahkota, menulis cerita indah tentang janji yang akan digapai, mengecap semua rasa yang tak dapat dari lain, menatap dari sudut yang hanya kita saja yang tau kalau saling berpandangan dan mungkin saling berbisik, You are Mine, Isn’t It? Rindu sekali kisah itu, yang bertanya kapan bisa kita ulangi? Semua kenakalan menjadi lebih indah bersama mu, jauh sangat indah, dan lucu sekali memandang wajah panik mu ketika kau sedang takut akan sesuatu, tapi dari semua kisah itu aku mengenal siapa dirimu, semua tingkah mu, sifat asli mu, aroma khasmu, desah nafasmu, dan bahkan rambut singa mu. Aku menerima semua itu, selamat datang di hidupku, jangan pergi lagi, karena sesuatu yang lain, aku benar-benar takut kehilangan mu, aku tak akan bermain kasar secara fisik padamu, aku berjanji tak akan menyakiti fisik mu, tapi yang namanya manusia mungkin batin mu akan beberapa kali terluka, baik itu karena masa lalu ku yang baru kamu tau, ataupun masa-masa dimana aku berbuat kesalahan sebagai manusia, untuk kesalahan seperti maafkan Lah aku, tentang masa lalu, lupakan saja, karena aku sudah tidak hidup disana, masa laluku, adalah privasi ku, dan itu milik ku, masa lalu mu adalah privasi mu dan itu milik mu, tapi masa depan adalah milik kita.

0 comments:

Post a Comment

Popular Posts

Recent Posts

}); }); //]]>